Senin, 17 November 2014

Isu-isu ekonomi



Tujuh isu ekonomi ini perlu ditangani pemerintah



hasil evaluasi ekonomi semester I/2013 yang dimaksudkan, pertama berupa tekanan sektor moneter mengalami peningkatan.


Kedua, peranan stimulus fiskal semakin hilang. Perubahan 2013 tidak menjamin adanya peningkatan kesejahteraan. Yang terjadi justru target penerimaan negara diturunkan, tax ratio turun, defisit keseimbangan primer naik dan kualitas penyerapan belanja rendah.



Ketiga, lanjut dia, hilangnya tradisi surplus pada neraca perdagangan membuat upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan semakin tidak mudah dilakukan.



Keempat, peningkatan investasi yang masih didominasi oleh sektor capital intensive dan berbahan baku impor tinggi membuat urgensi untuk menjadikan investasi sebagai lokomotif utama pertumbuhan ekonomi semakin sulit terealisasi.

Kelima, belum berkembangnya industri bahan baku dan industri penunjang di dalam negeri berakibat pada lemahnya keterkaitan antara industri hulu dan hilir, sehingga mendorong besarnya ketergantungan kepada impor bahan baku.

Keenam, di sisi keuangan, peranan pembiayaan perbankan terhadap dunia usaha belum optimal. Secara makro, alokasi kredit perbankan masih tergolong rendah, rasio kredit terhadap PDB baru sekitar 30 persen.


Terakhir, implikasi dari berbagai kendala yang menjadi isu mendasar perekonomian Indonesia di atas adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Upaya peningkatan kesejahteraan tidak terelasiasi secara nyata, tingkat pengangguran terbuka dan rasio gini (kesenjangan antara yang kaya dan miskin) juga cenderung meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar